Senin, 29 Maret 2010

Shin Huang Ti

Kaisar Cina yang besar Shih Huang Ti dari tahun 238-210 SM menyatukan Cina dengan kekuatan senjata dan meletakkan dasar perombakan-perombakan. Perombakan ini merupakan faktor utama dalam penyatuan kultural Tiongkok hingga kini. Shih Huang Ti (juga terkenal dengan julukan Ch'in Shih Huang Ti) dilahirkan tahun 259 SM dan wafat tahun 210 SM. Untuk memahami arti penting pribadinya, kita perlu mengetahui dulu latar belakang historis masanya. Dia lahir di penghujung tahun dinasti Chou yang didirikan sekitar 1100 SM. Berabad sebelum masanya, dinasti Chou sudah kehilangan keampuhannya selaku penguasa, dan Cina terpecah belah menjadi banyak sekali negara-negara feodal.
18. SHIH HUANG TI (259 SM-210 SM)
Pelbagai raja-raja feodal ini tak henti-hentinya bertempur satu sama lain, dan lambat laun beberapa penguasa kecil melenyap. Salah satu dari negeri terkuat yang selalu baku hantam itu Ch'in, di bagian Cina sebelah barat. Pemimpin-pemimpin kerajaan Ch'in menganut mazhab filosofis legalis yang dijadikan dasar negara. Kong Hu-Cu menganjurkan agar penduduk diperintah lewat contoh suri teladan akhlak dari pemimpinnya. Tetapi, menurut mazhab filosofi legalis, rakyat tidak cukup baik diperintah lewat cara yang ditunjukkan Kong Hu-Cu, karena itu tidak mungkin ditrapkan. Mendingan, rakyat itu diawasi ketat lewat aturan-aturan keras dan dipaksa tanpa pandang bulu. Hukum dan aturan digariskan oleh penguasa dan penguasa dapat mengubah kalau dia pandang perlu untuk kepentingan politik masa depan negeri.

Bisa jadi akibat berpegang pada ide legalis, bisa jadi juga karena letak posisi geografisnya, atau bisa jadi berkat kemampuan kepemimpinan Ch'in, negeri itu menjadi negeri paling kuat diantara negeri-negeri kerajaan di Cina pada saat Cheng (keturunan Shih Huang Ti di masa depan) lahir. Secara simbolis Cheng naik tahta pada tahun 246 SM pada umur tigabelas tahun tetapi dalam praktek sebuah dewan memegang pemerintahan hingga Cheng cukup dewasa di tahun 238 SM. Raja baru itu mengangkat jendral-jendral yang berkemampuan dan dengan semangat berkobar-kobar mengganyang negeri-negeri feodal yang masih tinggal. Negeri feodal terakhir rontok tahun 221 SM dan sesudah itu dia bisa memproklamirkan diri selaku Wang (raja) seluruh Cina. Sekedar memberi bobot, dalam rangka usahanya memutus hubungan dengan masa lampau, dia memakai gelar baru dan menyebut dirinya Shih Huang Ti yang maknanya "Kaisar pertama."

Shih Huang Ti segera bergegas melakukan perubahan-perubahan besar. Berdasar tekad mencegah cerai-berainya lagi Cina yang telah merusakkan kerajaan Chou, dia memutuskan menghapus habis seluruh sistem pemerintahan feodal. Wilayah yang dikuasainya dibagi-baginya menjadi 36 propinsi, dan pada tiap propinsi diangkat seorang gubernur sipil yang langsung ditunjuk oleh kaisar. Shih Huang Ti mengeluarkan dekrit bahwa gubernur propinsi tidaklah lagi berdasar keturunan. Akibat dari keputusan ini, terjadilah kebiasaan memindah-mindahkan gubernur dari satu propinsi ke propinsi lain untuk mencegah kemungkinan timbulnya pejabat daerah yang ambisius dan menyusun basis kekuatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tiap propinsi juga punya pimpinan militer, ditunjuk oleh kaisar dan sewaktu-waktu bisa dipindah kapan saja dia berkenan. Di samping itu ditunjuknya pula pejabat ketiga untuk memelihara keseimbangan antara gubernur sipil dan gubernur militer. Dia membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa --di samping arti ekonomisnya-- juga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah yang kalau-kalau banyak tingkah dan coba-coba bikin ulah yang bisa mengganggu keutuhan dan kestabilan kekuatan pusat. Shih Huang Ti pun tak lupa mengumumkan aturan bagi aristokrat-aristokrat lama yang masih hidup harus menetap di ibukota Hsieng yang dengan maksud supaya mereka dapat dengan mudah diawasi gerak-geriknya.
18. SHIH HUANG TI (259 SM-210 SM)
Tetapi, Shih Huang Ti tidaklah puas hingga di situ. Dia tidak puas hanya sampai urusan persatuan politik dan militer semata, tetapi juga berusaha menggalang kesatuan ekonominya. Dia menentukan norma-norma ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan standar mata uang, macam-macam peralatan, lebar serta panjang kendaraan dan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air. Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh Cina berikut standar bahasa tulisan.

Perbuatan kaisar yang paling termasyhur (atau barangkali yang paling tidak populer) adalah peraturan yang dikeluarkannya tahun 213 SM yang mengharuskan bakar semua buku di Cina, kecuali buku-buku yang berkaitan dengan masalah pertanian, kedokteran, catatan sejarah mengenai negara Ch'in dan buku-buku falsafah yang ditulis oleh pengarang-pengarang penganut faham legalis. Selebihnya --tidak kecuali buku-buku doktrin Kong Hu-Cu-- mesti dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan yang kelewatan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Dia bermaksud melabrak habis filosofi-filosofi lawannya, khususnya faham Kong Hu-Cu. Tetapi, Shih Huang Ti memerintahkan mengkopi buku-buku yang dilar

By mita with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

just leave mentions... =)

    • Popular
    • Categories
    • Archives